11 September 2012

Membiasakan Berbuat Baik


Dalam suatu hadits qudsi, Allah SWT berfirman “Jikalau seseorang
hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat
padanya sehasta dan jikalau ia mendekat padaKu sehasta, maka
Aku mendekat padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku
dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas.”
(HR. Bukhari)

Didalam melihat jalan hidup masyarakat di sekitar kita, bisa kita
lihat bahwa beberapa orang mempunyai kecenderungan tertentu.
Orang yang terbiasa berbuat maksiyat, maka dari hari kehari dia
akan semakin terjerumus kedalam lembah yang hitam. Sebaliknya
orang yang suka sholat berjamaah ke masjid, maka dia akan
ramah ke tetangganya, rutin berinfaq dan bahagia kehidupan
keluarganya.

Semakin seseorang memperbanyak dan membiasakan berbuat
baik, maka semakin banyak terbuka pintu-pintu kebaikan yang
lain. Hal ini sesuai dengan hadits qudsi diatas bahwa semakin
tinggi intensitas dan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT maka
semakin dekatlah kita dengan-Nya.

Salah satu kunci kesuksesan hidup kita adalah bagaimana kita
membiasakan berbuat baik. Semakin kita terbiasa berbuat baik,
maka semakin mudah jalan kita untuk mencapai kebahagiaan
hidup. Agar manusia terbiasa beribadah, maka beberapa ibadah
dilakukan berulang dalam kurun waktu tertentu seperti sholat lima
kali dalam sehari, puasa sunnah dua kali seminggu dan sholat
jum’at sekali sepekan.

Permasalahan awal yang biasanya ditemukan dalam melakukan
sesuatu yaitu dalam memulainya. Memulai suatu aktifitas
terkadang lebih berat dibandingkan ketika melaksanakannya. Maka
ketika kita mendorong mobil yang mogok, akan diperlukan tenaga
yang besar saat sebelum mobil bergerak. Setelah mobil tersesebut
bergerak, diperlukan daya dorong yang kecil. Ada juga sifat kita
yang menunda perbuatan baik, padahal perbuakan baik janganlah
ditunda. Kalau kita ada keinginan untuk menunda, maka tundalah
untuk menunda. Hal ini seperti yang disampaikan Rasulullah saw:

“Bersegeralah untuk beramal, jangan menundanya hingga datang
tujuh perkara. Apakah akan terus kamu tunda untuk beramal
kecuali jika sudah datang: kemiskinan yang membuatmu lupa,
kekayaan yang membuatmu berbuat melebihi batas, sakit yang
merusakmu, usia lanjut yang membuatmu pikun, kematian yang
tiba-tiba menjemputmu, dajjal, suatu perkara gaib terburuk yang
ditunggu, saat kiamat, saat bencana yang lebih dahsyat dan
siksanya yang amat pedih.” (HR. Tirmidzi)

Salah satu cara untuk mempermudah kita dalam memulai suatu
amal ibadah adalah dengan mengetahui akan besarnya manfaat
yang akan dirasakan. Segala hambatan atau godaan untuk tidak
melaksanakan kebaikan tersebut akan bisa dilewatkan dengan
keyakinan yang kuat. Oleh sebab itu, kita wajib untuk mencari
ilmu tentang fadhilah (kelebihan) dari suatu amalan atau ibadah.
Bahkan untuk menguatkan hati, kita juga perlu mencari ilmu
secara berulang kali. Bahkan beberapa pengulangan dalam Al
Quran digunakan agar manusia semakin ingat.

“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi
(peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan
peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari.” (QS. Al
Israa’ 41)

Jadi, mulailah perbuatan baik yang ingin anda lakukan sekarang
dan jangan ditunda. Kalau belum yakin, perluas dan perdalam
ilmu agar kita semakin yakin.

Wallahu a’lam bish showab.
Judul: Membiasakan Berbuat Baik ; Ditulis oleh Empu Supo; Rating Blog: 5 dari 5

0 komentar:

Print

A-ADS

ads
Web Hosting

Remote Autosubmitter

Space Iklan

  • banners
  •