Ada ungkapan bahwasanya hari yang akan datang tergantung pada bagaimana kita hari ini, tapi bukan berarti hari yang akan datang adalah sama dengan hari ini, karena jika demikian keadaanya maka merugilah yang akan terjadi. Dengan kata lain hari esok haruslah lebih baik daripada sekarang dan kemarin. Kita tahu bahwa kualitaslah yang menjadi tolak ukur sebagai penentu, bahwasanya kita lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini tidak terkecuali IMR. Mengingat pentingnya perubahan yang lebih baik. Maka, di pandang perlu adanya upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kualitas di dalam tubuh IMR itu sendiri yaitu dengan meningkatkan kualitas personal sebagai modal mengembangkan perogram IMR yang berkualitas di berbagai bidang di masyarakat yang bersifat komprehensip. Oleh karena itu. Maka, Kongres IIkatan Mahasiswa Rifa’iyah (IMR) adalah salah satu dari sekian upaya yang di anggap tepat untuk di lakukan saat ini. Dengan di adakanya moment tersebut, sebagai bentuk kesadaran betapa pentingnya kualitas individual dalam sebuah organisasi dan pada akhirnya bermuara pada IMR yang eksistensinya tidak hanya ada secara struktural, melainkan memberikan kontribusi nyata di masyarakat secara keseluruhan.
Mungkin nama IMR sangatlah asing bagi kalangan warga Rifa’iyah, baik kaum muda maupun dikalangan mahasiswa sendiri. IMR dilahirkan atas ilham dan dukungan penuh dari sebagian besar Mahasiswa Rifa’iyah dan kemudian diresmikan oleh PP Rifa’iyah pada pekan lalu tepatnya tanggal 20 Januari dengan agenda Kongres I yang diselenggarakan di Yayasan Wakaf Rifa’iyah Kab. Kendal Ponpes Terpadu Syaikh Ahamad Rifa’i. Seperti yang telah saya singgung diatas bahwa agenda tersebut dinamai dengan Kongres I Ikatan Mahsiswa Rifa’iyah. Sebenarnya semangat untuk mewujudkan wadah (himpunan) ini sudah berkobar mulai tahun 2002 an karena saat itu sudah sekian banyak aspirasi dan suara mahasiswa Rifa’iyah yang tersebar di berbagai kampus, namun melihat kurangnya semangat dan dukungan dari PP Rifa’iyah sehingga perjalananya stagnant dan hilang begitu saja ditelan masa. Kemudian akhir akhir ini melihat sudah benyaknya suara dan gerakan mahasiswa Rifa’iyah diberbagai perguruan tinggi sehingga sangat tepat jika gerakan dan perjuangan yang telah redup itu di kobarkan kembali dengan menciptakan wadah yang secara resmi di deklarasikan oleh PP Rifa’iyah. Gerakan ini berangkat dari semangat keras mahasiswa yang berada di wilayah semarang dan sekitanya, untuk menciptakan wadah teruntuk region semarang, namun setelah berkonsultasi dengan PPRifaiyah beliau menghendaki agar dijadikan sebagai organisasi sayap Rifa’iyah secara nasional.
Dalam sambutanya PP Rifayah berharap agar gerakan muda Mahasiswa mampu mengekspresikan jati dirinya dikhlayak umum dan mampu memberikan kontribusi nyata perjuangan dan gerakan Syaikh Ahmad Rifa’i yang begitu gagah dan berani dalam menghajar berbagai tantangan dan musuh dimasanya. Turut hadir dalam acara itu sekjen Rifa’iyah Pusat dan jajaran pengurus lainya, turut hadir pula delegasi mahasiswa dan PW Rifa’iyah dari manado, tak lain mereka merupakan dzuriyah (cucu) dari Syaikh Ahmad Rifa’i.
Peserta yang hadir pada acara itu berdatangan dari berbagai kabupaten dan kota, seperti kerawang mendelegasikan 3 mahasiswa, indramayu 3, majalengka 1, cirebon 5, pekalongan 2, batang 2, kendal 2, temanggung 2, wonosobo 5, jogjakarta 5, pati 2, demak 2, semarang 15. Seluruhnya kurang lebih 35-40 peserta.
Acara itu diselenggarakan atas dasar kerjasama seluruh panitia dengan Pengurus Ponpes Terpadu Sayaikh Ahmad Rifa’i serta pihak lain (donatur) dari Pembina IMR dan para aghniya kota semarang. Menurut salah satu panitia bahwa acara ini jauh lebih baik dari harapan awal, pasalnya rancangan dan draft yang telah dibuat untuk region semarang ternyata malah di terima untuk pusat. Seluruh draft dan rancangan yang mulanya telah disusun rapi dan sistematis oleh panitia pelaksana kemudian diplenokan kembali secara intern demi memenuhi harapan dari PP Rifa’iyah. Kemudian paginya ditawarkan kepada seluruh peserta sidang untuk dirempug bareng. Suasana memanas saat pembahasan draft tata tertib sidang, pembahasan AD/ART dan puncaknya menjelang detik detik pemilihan ketua umum dan jajaran kepengurusan IMR. Kendati acara itu diselenggarakan sangat sederhana namun dapat menghasilkan harapan dan ghiroh mahasiswa yang mungkin selama ini terpendam.
Sesuai dengan AD/ART Organisasi IMR dibentuk dengan visi membentuk mahasiswa yang cerdas, berakhlak mulia, dan menjunjung tinggi nilai ajaran, gerakan dan perjuangan Syaikh Ahmad Rifa’i.
Adapun misi yang diangkat oleh IMR diantaranya:
- Mempererat hubungan silaturahmi antar mahasiswa Rifa`iyah
- Meningkatkan mutu ilmu pengetahuan teknologi dan seni mahasiswa Rifa`iyah.
- Mengembangkan pemberdayaan masyarakat warga Rifa`iyah dan masyarakat umum.
Dari hasil keputusan sementara kongres 1 IMR dapat disimpulkan:
- Mengesahkan AD/ART IMR
- Memilih Ketua umum dan Jajaran Kepengurusan IMR
Ada beberapa catatan penting yang menjadi sub penting untuk Ikatan Mahasiswa Rifa’iyah ke depan;
- Gerakan ini harus bisa memberi angin segar kepada seluruh umat terutama ditubuh Rifa’iyah sendiri yang akhir akhir ini banyak terjadi polemik intern.
- Segera mungkin membuat proker yang jelas
- Jangan terlalu banyak bicara namun yang paling urgen yaitu kontribusi nyata
- Kibarkan bendera Rifa’iyah ke khalayak umum
- Restorasi kembali semangat perjuangan Syaikh Ahmad Rifa’i yang pantang mundur.
Demikianlah hasil pengamatan saya, semoga dengan tulisan ini dapat memberikan sumbangan nyata demi Ikatan Mahasiswa Rifa’iyah yang lebih baik ke depan. Juga semoga dapat dijadikan sebagai kritik konstruktif demi kebaikan bersama. Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan dalam tulisan ini, itu merupakan keterbatasan pengetahuan saya. Saya selaku insan yang serba kekurangan yaang berupaya untuk menjadi insan yang berilmu.
Iyunk Wahid
Aram-aram, 26 Jan 13
Aram-aram, 26 Jan 13
0 komentar:
Posting Komentar